Selasa, 27 Mei 2014

Manajemen Kas

        Pengertian Kas
Kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang paling  likuid (paling lancar), yang bisa dipergunakan segera untuk  memenuhi kewajiban finansial perusahaan.  Kas yang dibutuhkan perusahaan baik digunakan untuk  membiayai operasi perusahaan sehari-hari (dalam bentuk  modal kerja) maupun pembelian aktiva tetap, memiliki sifat  kontinyu (untuk pembelian bahan baku, membayar upah dan  gaji, membayar supplies kantor habis pakai, dll) dan tidak  kontinyu. (untuk pembayaran deviden, pajak, angsuran hutang, dsb)
        Tujuan perusahaan menyimpan/membutuhkan kas (John Maynard Keynes):
a.       Kebutuhan kas untuk transaksi (diperlukan dalam pelaksanaan operasi usaha perusahaan)
b.      Kebutuhan kas untuk berjaga-jaga (untuk mengantisipasi aliran kas masuk dan keluar yang tidak kontinyu dan sulit diperkirakan)
c.       Kebutuhan kas untuk berspekulasi.
        Aliran Kas
a.       Aliran kas dalam perusahaan : Aliran kas masuk (cash inflow)  dan aliran kas keluar (cash out flow). Aliran kas ada yang  kontinyu dan tidak kontinyu (intermittent).
b.      Aliran kas masuk kontinyu (misalnya hasil penjualan produk secara tunai, penerimaan piutang. Aliran kas masuk intermittent (misalnya pendapatan dari peyertaan pemilik perusahaan, penjualan saham, penerimaan kredit dari bank, penjulan AT yang tdk terpakai).
c.       Aliran kas keluar kontinyu (misalnya kas utk pembelian bahan mentah, gaji karyawan) Aliran kas keluar intermittent (misalnya pengeluaran utk pembayaran dividen, bunga, pembayaran angsuran hutang pembelian kembali saham, pembelian AT).
        Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Ketersediaan Kas
a.       Kas adalah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Makin tinggi tingkat jumlah kas maka perusahaan semakin likuid (sebaliknya).
b.      Jumlah kas yang paling ideal sampai saat ini belum ada standar umumnya, tetapi telah terdapat beberapa pedoman untuk menentukan jumlah kas perusahaan. Hal ini dikemukaan oleh H.G Guthmann bahwa jumlah kas yang ada di perusahaan yang ‘well finance’ hendaknya tidak kurang dari 5%-10% dari jumlah aktiva lancar.
c.       Jumlah kas dapat pula dihubungkan dengan salesnya (penjualan). Perbandingan antara sales dengan jumlah kas rata-rata menggambarkan tingkat perputaran kas (cash turnover). Makin tinggi turnovernya makin baik Karena berarti makin efisien penggunaan kasnya.
d.      Seperti halnya sediaan, kas juga memiliki persediaan bersih atau persediaan minimal yang disebut sebagai “safety cash balance” (merupakan jumlah kas minimal dari kas yang harus dipertahankan oleh perusahaan agar dapat memenuhi kewajiban finansiilnya sewaktu-waktu.  
e.      Faktor yang memenuhi besar kecilnya persediaan bersih kas:
1.       Perimbangan antara aliran kas masuk dan kas keluar
2.       Penyimpangan terhadap aliran kas yang diperkirakan
3.       Adanya hubungan yang baik dengan bank
·         Model Saldo Kas/Model Manajemen Kas
1.       Model Persediaan (Model Baumol)
William Baumol (1952) mengidentifikasikan bahwa kebutuhan akan kas dalam perusahaan mirip dengan pemakaian persediaan. Apabila perusahaan memiliki saldo kas yang tinggi, perusahaan akan mengalami kehilangan kesempatan untuk menginvestasikan dana tersebut pada kesempatan investasi yang lain yang lebih menguntungkan (sebaliknya). Konsep pemesanan sediaan yang paling ekonomis (EOQ/Economic Order Quantity) bertujuan untuk meminimumkan biaya persediaan (biaya simpan dan biaya pesan).
2.       Model Miller dan Orr
Miller and Orr mengasumsikan bahwa aliran kas masuk dan keluar tidak konstan (berfluktuasi). Miller and Orr menentukan batas pengendalian atas dan batas pengendalian bawah serta saldo kas yang ditargetkan. Asumsi Miller dan Orr
a.       Aliran kas harian random dan sulit diramalkan,
b.      Transfer dari dan ke sekuritas cepat,
c.       Tren musiman dan siklis tidak dipertimbangkan ,
d.      Biaya pembelian dan penjualan sekuritas tetap,
e.      Struktur termin tingkat bunga flat dan tingkat bunga tidak berubah.
3.       Model Stone
Model Stone mirip dengan Miller dan Orr akan tetapi lebih memberikan perhatian pada manajemen saldo kas daripada penentuan ukuran transaksi kas yang optimal. Ketika saldo mencapai batas pengendalian tertinggi atau batas pengendalian terendah tidak secara otomatis akan melakukan investasi atau disinvestasi sekuritas tetapi melihat terlebih dahulu harapan adanya aliaran kas masuk/keluar beberapa hari yang akan datang.
·         Anggaran Kas (Budget Kas)
Anggaran kas adalah estimasi terhadap posisi kas untuk suatu periode tertentu yang akan datang. Hal ini penting karena berkaitan dengan likuiditas perusahaan, juga akan diketahui kapan perusahaan mengalami defisit dan kapan surplus. Budget kas dapat dibedakan dalam dua bagian:
1.       Estimasi penerimaan kas yang berasal dari : hasil penjualan tunai, piutang yang terkumpul, penerimaan bunga dividen, hasil penjualan aktiva tetap, dan penerimaan lain
2.       Estimasi pengeluaran kas : pembelian bahan mentah, pembayaran utang-utang, pembayaran upah buruh, pembayaran bunga, dividen, pajak, dll
Tujuan penyusunan anggaran kas bagi pimpinan perushaan adalah mengetahui :
1.       Kemungkinan posisi kas sebagai hasil rencana operasinya perusahaan
2.       Kemungkinan adanya surplus dan defisit karena rencana operasi perusahaan
3.       Besarnya dana beserta saat/kapan dana tersebut dibutuhkan untuk menutup defisit kas
4.       Saat kapan kredit dibayar kembali.
Tahap penyusunan budget kas:
1.       Penyususun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasionil perusahaan (transaksinya adalah transaksi operasional).
2.       Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dari bank atau sumber-sumber dana lainnya yang diperlukan untuk menutup defisit kas karena rencana operasinya perusahaan. Juga disusun estimasi pembayaran bunga kredit tersebut beserta waktu pembayarannya kembali (transaksinya adalah transaksi finansiil).
3.       Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi finansil dan budget kas yang final ini merupakan gabungan dari transaksi operasional dan transaksi finansial yang menggambarkan estimasi penerimaan dan pengeluaran kas keseluruhan.





Nama    : Muthia Nurul Karina
NPM      : 24210875
Kelas     : 4EB22



Referensi:
Hanafi M Mamduh, 2003, Manajemen Keuangan Internasional, BPFE,Yogyakarta
Madura, 2006, International Corporate Finance, South Western
syntha_n.staff.gunadarma.ac.id/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar