Minggu, 03 November 2013

Contoh Kasus Etika Profesional

            Dalam topik sebelumnya telah membahas bagaimana itu Etika, Profesi dan berbagai contoh etika. Dan pada pembahasan kali ini akan membahas pelanggaran atas Etika profesional yang terjadi perusahaan yang sudah ada. Setiap pekerja tentunya memliki etika-nya masing-masing. Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya Etika (Etimologi), merupakan kata yang berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.
                Contoh kasus yang kali ini akan dibahas adalah dugaan penggelapan pajak provider IM3, Dengan cara memanipulasi Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai ( SPT Masa PPN) ke kantor pajak untuk tahun buku Desember 2001 dan Desember 2002. Jika pajak masukan lebih besar dari pajak keluaran, dapat direstitusi atau ditarik kembali. Karena itu, IM3 melakukan restitusi sebesar Rp 65,7 miliar. 750 penanam modal asing (PMA) terindikasi tidak membayar pajak dengan cara melaporkan rugi selama lima tahun terakhir secara berturut-turut. Dalam kasus ini terungkap bahwa pihak manajemen berkonspirasi dengan para pejabat tinggi negara dan otoritas terkait dalam melakukan penipuan akuntansi. Manajemen juga melakukan konspirasi dengan auditor dari kantor akuntan publik dalam melakukan manipulasi laba yang menguntungkan dirinya dan korporasi, sehingga merugikan banyak pihak dan pemerintah. Kemungkinan telah terjadi mekanisme penyuapan (bribery) dalam kasus tersebut. Pihak pemerintah dan DPR perlu segera membentuk tim auditor independen yang kompeten dan kredibel untuk melakukan audit investigatif atau audit forensik untuk membedah laporan keuangan dari 750 PMA yang tidak membayar pajak. Korporasi multinasional yang secara sengaja terbukti tidak memenuhi kewajiban ekonomi, hukum, dan sosialnya bisa dicabut izin operasinya dan dilarang beroperasi di negara berkembang.
                Secara rinci berita yang dikutip dalam suatu media tertentu, dijabarkan sebagai berikut:
Tenaga Pengkaji Bidang Pembinaan dan Penertiban Sumber Daya Manusia Direktorat Jenderal Pajak, Djangkung Sudjarwadi, menyatakan bahwa Ditjen Pajak akan mengusut laporan adanya penggelapan pajak yang dilakukan PT Indosat Multimedia (IM3). “Jelas akan diusut,” katanya ketika dihubungi Tempo News Room, Selasa (04/11) siang.
Menurut master hukum dari Harvard Law School tersebut, adanya laporan dari Wakil Ketua Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat, M Rosyid Hidayat, bahwa IM3 telah menggelapkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar Rp 174 miliar, merupakan informasi yang harus ditindaklanjuti aparat Ditjen Pajak.
Dalam pandangan Djangkung, informasi apapun yang berkaitan tentang penyimpangan pajak, baik yang dilakukan wajib pajak maupun aparat pajak sendiri akan ditindaklanjuti secara serius oleh pihak Ditjen Pajak. “Dan kami tidak memandang darimana sumbernya. Apakah itu dari anggota DPR, pengusaha, wartawan, karyawan biasa dan lain sebagainya,” ujarnya.
Adanya bantahan dari Direktur Utama IM3, Yudi Rulianto, kata Djangkung, tidak menyebabkan permasalahan menjadi selesai. Pengusutan tetap diperlukan untuk mencari tahu duduk permasalahan yang sebenarnya dengan memeriksa wajib pajak yang bersangkutan dan memeriksa kebenaran laporan atau pengaduan yang diterima.
Hal ini sesuai dengan amanah Undang-Undang No 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang menyatakan bahwa Ditjen Pajak berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban wajib pajak. “Salah satu alasannya adalah adanya informasi dari pihak ketiga mengenai penyimpangan yang dilakukan wajib pajak,” kata Djangkung.
Proses pengusutan tersebut, ujar Djangkung, saat ini sudah dilimpahkan ke Kantor Wilayah VII Direktorat Jenderal Pajak. Hal ini dikarenakan kantor pusat IM3 berada di wilayah kerja Kanwil VII. “Karena wajib pajak terdaftar disana, maka menjadi tugas dan wewenang Kanwil VII,” katanya.
Tapi, Kepala Kanwil VII, Amiruzaman, ketika dihubungi di kantornya, tidak sedang berada ditempat.
Seperti diketahui, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, M Rosyid Hidayat mengungkapkan kecurigaan adanya dugaan korupsi pajak atau penggelapan pajak yang dilakukan PT Indosat Multimedia (IM3).
Rosyid mengungkapkan, IM3 melakukan penggelapan pajak dengan cara memanipulasi Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN) ke kantor Pajak untuk tahun buku Desember 2001 dan Desember 2002.
Untuk SPT masa PPN 2001 yang dilaporkan ke kantor pajak pada Februari 2002 dilaporkan bahwa total pajak keluaran tahun 2001 sebesar Rp 846,43 juta. Sedangkan total pajak masukan sebesar Rp 66,62 miliar sehingga selisih pajak keluaran dan masukan sebesar Rp 65,77 miliar.
Sesuai aturan, kata Rosyid, jika pajak masukan lebih besar dari pajak keluaran, maka selisihnya dapat direstitusi atau ditarik kembali. Karena itu, IM3 melakukan restitusi sebesar Rp 65,7 miliar.
Menurut Rasyid, selintas memang tidak terjadi kejanggalan dari hal tersebut. Namun, jika lampiran pajak masukan dicermati, IM3 menyebut adanya pajak masukan ke PT Indosat sebesar Rp 65,07 miliar. Namun setelah dicek ulang, dalam SPT Masa PPN PT Indosat, ternyata tidak ditemukan angka pajak masukan yang diklaim IM3.
Padahal, kata dia, seharusnya angka Pajak Masukan IM3 tersebut muncul pada laporan pajak keluaran PT Indosat untuk tahun buku yang sama. Bahkan, PT Indosat hanya melaporkan pajak keluaran sebesar Rp 19,41 miliar yang sebagian besar berasal dari transaksi dengan PT Telkom bukan dengan IM3.
Hal serupa juga dilakukan pada 2002, bahkan nilainya lebih besar. Untuk SPT Masa PPN 2002 per Desember 2002, IM3 melaporkan kelebihan pajak masukan sebesar Rp 109 miliar. Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) nomor 00008/407/02/051/03 uang tersebut sudah ditransfer oleh kantor pajak ke IM3.
"Jika pada 2001 mereka berhasil menggondol uang negara Rp 65 miliar dan pada 2002 Rp 109 miliar, berarti uang negara yang berhasil diambil sebesar Rp 174 miliar dan itu menyangkut unsur pidana," kata Rosyid.
Menanggapi hal ini, Direktur Utama IM3, Yudi Rulianto mengatakan, dugaan Rosyid Hidayat bahwa IM3 telah melakukan penggelapan pajak, tidak benar. Sebab, semua proses pajak IM3 dilakukan secara transparan dan telah melalui pemeriksaan yang dilakukan langsung oleh Kantor Pajak.
Yudi menjelaskan, investasi yang dilakukan IM3 lebih besar dibandingkan pendapatannya karena IM3 merupakan perusahaan baru. Akibatnya, pajak masukan IM3 menjadi lebih besar daripada pajak keluarannya, sehingga pada 2001, posisi laporan pajak IM3 menyebutkan adanya kelebihan pembayaran pajak PPN sebesar Rp 65,77 miliar. IM3 kemudian mengajukan permohonan restitusi atas kelebihan tersebut kepada Kantor Pajak.
Menurut Yudi, atas permintaan restitusi tersebut, Kantor Pajak menerbitkan surat perintah pemeriksaan pajak. Dari pemeriksaan pajak itu, muncul Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) sebesar Rp 65,70 miliar. IM3 kemudian mengajukan permohonan transfer atas SKPLB tersebut dan uang restitusi PPN sebesar Rp 65,7 miliar efektif diterima di rekening IM3 pada 5 Juni 2003. Hal ini, kata Yudi, juga dilakukan pada tahun berikutnya ketika ada kelebihan pembayaran pajak PPN. IM3 mengajukan permohonan restitusi atas kelebihan tersebut, yakni sebesar Rp 109,03 miliar. 
                Seperti hal-nya yang kita tahu bahwa provider seperti IM3 merupakan provider yang sangat terkenal dan ternama, hingga saat ini meskipun sudah pernah terungkap masalah dugaan penggelapan dana pajak provider tersebut masih menjadi provider favorit bagi beberapa kalangan, seperti khalayak muda tentunya. Dalam kasus diatas IM3 menggelapkan pajak, dengan cara para investor melakukan penipuan berupa pemalsuan laporan laba rugi dengan menyebutkan bahwa perusahaan mengalami kerugian selama 5 tahun, dan seperti kita ketahui perusahaan yang rugi tidak perlu membayar pajak pendapatan. Hal ini bisa terjadi karena adanya konspirasi dengan para pejabat tinggi, dan mereka mau membantu tentu saja dengan adanya timbal balik berupa jabatan di kursi pemerintahan, oleh karena itu kasus ini merupakan pelanggaran terhadap etika politik, karena menggunakan kekuasaannya untuk melakukan penipuan.
 Kasus perusahaan IM3 ini mungkin hanya salah satu kasus yang muncul ke publik. Tidak diketahui berapa banyak pelanggaran etik akuntansi yang tidak terungkap karena ditutup rapat-rapat oleh manajemen perusahaan yang tidak ingin pamor perusahaannya menurun. Oleh karena itu, sebagai akuntan profesional harus sadar akan perannya yang vital sebagai penyusun dan pengaudit laporan-laporan keuangan. Hal ini disebabkan karena laporan keuangan ini digunakan sebagai rujukan pemegang dana  untuk berinvestasi dan dengan begitu sektor ekonomi khususnya di Indonesia dapat meguat dan akhirnya menyejahtrakan masyarakat juga. Sebagai seorang akuntan, tidak dapat dipungkiri bahwa tekanan-tekanan untuk melakukan pelanggaran etik akuntansi sangat besar. Oleh karena itu, setiap akuntan harus berpegang kepada kode etik internasional yaitu Competency, Integrity, Confidentiality, dan Objectivity. Selain itu juga kepada kode etik dari Ikatan Akuntan Indonesia yang hampir sama dengan itu yaitu tanggung jawab profesi, kepentingan publik, integritas, objektivitas, kompetensi dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan, perilaku profesional, dan standar teknis. Pelanggaran-pelanggaran etika yang dilakukan oleh akuntan sebenarnya sangat fatal akibatnya jika sampe kedapatan. Tapi sayangnya di Indonesia, sangsi yang diberikan terhadap pelanggaran seperti ini sangat kecil yaitu hanya teguran atau pencabutan izin. Berbeda dengan di Amerika, dimana jika ketahuan dapat dikenakan hukuman penjara.


Tugas Kelompok Etika Profesi Akuntansi
1.       Ahmad Faizal (20210369)
2.       Brian Muntu (29210011)
3.       Muthia Nurul Karina (24210875)
4.       Togar Kusuma (26210922)
5.       Adi Mulia Tarmizi (20210150)

Referensi
www.scribd.com/doc/71419341/kode-etik-etbis‎

Jumat, 11 Oktober 2013

Etika Profesi Akuntansi


1.       Filsafat sebagai cabang Etika
       Manusia merupakan mahluk sosial karena dalam kehidupan sehari-harinya manusia pasti melakukan komunikasi antar manusia  yang lainnya. Dalam berkomunikasi ke sesame tentunya ada tata krama tertentu yang sering disebut dengan etika.
       Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.
        Menurut beberapa sumber adapun pengertian etika lainnya, yaitu sebagai berikut:
·         Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlaq); kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlaq; nilai mengenai nilai benar dan salah, yang dianut suatu golongan atau masyarakat. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989)
·         Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan pelbagai ajaran moral. (Suseno, 1987)
·         Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (ahlak). Dalam buku yang sama, Etika diartikan sebagai penerapan teori dan proses filsafat moral dalam kehidupan nyata, etika mencakup prinsip konsep dasar dan nilai-nilai yang membimbing mahluk hidup dalam berfikir dan bertindak. (Supardan Suriani. 2008 : 4)
        Etika sebagai filsafat merupakan ilmu penyelidikan bidang tingkah laku manusia yaitu menganai kewajiban manusia, perbuatan baik buruk dan merupakan ilmu filsafat tentang perbuatan manusia. Banyak perbuatan manusia yang berkaitan dengan baik atau buruk, tetapi tidak semua perbuatan yang netral dari segi etikanya. Contoh, bila saat bangun tidur kita langsung meninggalkan kamar secara beranatakan untuk melakukan aktivitas lainnya, perbuatan itu tidak mempunyai hubungan baik atau buruk. Cara tersebut mungkin baik dari sudut efisiensi atau lebih baik karena akan memngehemat waktu untuk beraktivitas lebih awal, tetapi cara  tersebut tidak lebih baik atau lebih buruk dari sudut etika. Perbuatan itu boleh disebut tidak mempunyai relevansi etik.
         Immanuel Kant (1724-1804) berpendapat bahwa manusia mempunyai perasaan etika yang tertanam dalam jiwa dan hati sanubarinya. Orang merasa bahwa ia mempunyai kewajiban untuk menjauhi perbuatan buruk dan menjalankan perbuatan baik. Etika filsafat merupakan suatu tindakan manusia yang bercorak khusus, yaitu didasarkan kepada pengertiannya mengenai baik dan buruk. Etika sebagai cabang filsafat sebenarnya yang membedakan manusia daripada makhluk Tuhan lainnya dan menempatkannya bila telah menjadi tertib pada derajat di atas mereka. (M. Yatimin Abdullah: 2006).
         Tindakan manusia ditentukan oleh macam-macam norma. Etika menolong manusia untuk mengambil sikap terhadap semuah norma dari luar dan dari dalam, supaya manusia mencapai kesadaran moral yang otonom. Etika menyelidiki dasar semua norma moral. Dalam etika biasanya dibedakan antara etika deskriptif dan etika normatif.
1.       Etika Deskriptif
Etika deskriptif menguraikan dan menjelaskan kesadaran-kesadaran dan penngalaman moral secara deskriptif. Ini dilakukan dengan bertitik pangkal pada kenyataan bahwa terdapat beragam fenomena moral yang dapat digambarkan dan diuraikan secara ilmiah. Etika deskriptif berupaya menemukan dan menjelaskan kesadaran, keyakinan dan pengalaman moral dalam suatu kultur tertentu. Etika deskriptif dibagi menjadi dua, yaitu:
a.       Sejarah moral, yang meneliti cita-cita, aturan-aturan dan norma-norma moral yang pernah berlaku dalam kehidupan manusia dalam kurun waktu dan tempat tertentu.
b.      Fenomenologi moral, yang berupaya menemukan arti dan makna moralitas dari beragam fenomena ysng ada. Fenomenologi moral berkepentingan untuk menjelaskan fenomena moral yang terjadi masyarakat. Ia tidak memberikan petunjuk moral dan tidak mempersalahkan apa yang salah.
2.       Etika Normatif
Etika normatif dipandang sebagai suatu ilmu yang mengadakan ukuran atau norma yang dapat dipakai untuk menanggapi menilai perbuatan. Etika ini dapat menjelaskan tentang nilai-nilai yang seharusnya dilakukan serta memungkinkan manusia untuk mengukur tentang apa yang terjadi.
         Ciri khas etika filsafat itu dengan jelas tampak juga pada perbuatan baik-buruk, benar-salah, tetepi diantara cabang-cabang ilmu filsafat mempunyai suatu kedudukan tersendiri. Ada banyak cabang filsafat, seperti filsafat alam, filsafat sejarah, filsafat kesenian, filsafat hukum, dan filsafat agama. Sepintas lalu rupanya etika filsafat juga menyelidiki suatu bidang tertentu, sama halnya seperti cabang-cabang filsafat yang disebut tadi. Semua cabang filsafat berbicara tentang yang ada, sedangkan etika filsafat membahas yang harus dilakukan. Karena itu etika filsafat tidak jarang juga disebut praktis karena cabang ini langsung berhubungan dengan perilaku manusia, dengan yang harus atau tidak boleh dilakukan manusia.

2.       Etika Mahasiswa, Etika dalam Keluarga, Etika dalam Masyarakat
        Ada berbagai macam Etika di kehidupan sehari-hari.  Etika tersebut juga mempunyai pengelempokan-pengelompokan tersendiri. Contohnya saja ada saatnya kita mempunyai etika sebagai mahasiswa, kita sebagai anggota keluarga, etika kita sebagai masyarakat umum.
        Contoh etika pertama yaitu, contoh etika kita sebagai mahasiswa adalah dimana pada saat perkuliahan ada baiknya kita menghormati dosen yang sedang mengajar dengan cara mendengarkan apa yang sedang di ajarkan dosen tersebut, datang tepat waktu, tidak berbicara lantang kepada dosen, berpakaian yang sopan ketika akan menuntut ilmu di perkuliahan, dan saling menghormati antar mahasiswa, karna apabila kita menjadi seorang mahasiswa semua teman seangkatan kita adalah mereka-mereka yang memang seumuran dengan kita bisa saja ada yang lebih tua atau lebih muda dari kita. Jadi alangkah baiknya kita menghargai orang lain dahulu sebelum kita mau dihargai oleh orang lain.
         Contoh etika selanjutnya adalah contoh etika kita dalam keluarga, kita tentunya mempunyai keluarga yang harus selalu diutamakan dalam segala hal. Meskipun di luar kita sudah bertemu dengan berbagai macam orang yang belum tentu memahami kita apa adanya, tetapi di dalam atau dirumah akan selalu ada orang yang selalu memahami kita dan menerima kita apa adanya sebagai anggota keluarga. Yang paling utama dalam etika dalam keluarga adalah kita sebagai anak harus menghormati dan menyayangi orang tua kita yang telah membesarkan ita hingga memjadi manusia yang memiliki kepribadian yang sedemikian mungkin, mengerjakan segala pekerjaan rumah dengan senang hati, membantu orang tua secara ikhlas, dan tentunya menyayangi dan menghormati anggota keluarga lain seperti kakak dan adik.
          Contoh etika yang akan dibahas selanjutnya adalah etika bermasyarakat, kita sebagai mahluk sosial yang selalu akan berkomunikasi dengan masyarakat lain tentunya harus mengetahui etika dalam bermasyarkat, contoh sederhananya adalah untuk hidup rukun antar tetangga, dan toleransi antar agama. Dan sebagai warga Negara yang baik, ada baiknya kita harus sedemikian mungkin menaati dan mematuhi peraturan yang berlaku yang diterapkan oleh pemerintah setempat.

3.       Etika Sebagai Akuntan Publik
              Profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan sebagai akuntan publik yang lazimnya terdiri dari pekerjaan audit, akuntansi, pajak dan konsultan manajemen. dalam profesi akuntan terdapat etika atau kode etik yang berlaku. Maksud dari Kode etik itu sendiri yaitu sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari.
              Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional.
              Adapun 8 prinsip etika akuntan atau kode etik yang harus dimiliki oleh seorang akuntan adalah :
1)      Tanggung Jawab Profesi
Sebagai professional,  setiap anggota bertanggung jawab kepada semua pemakai jasa dan harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan professional dalam setiap kegiatan dan selalu menjaga hubungan kerjasama antar anggota untuk memperkembangkan profesi dan selalu memelihara kepercayaan masyarakat.
2)      Kepentingan Publik
Kepentingan publik merupakan kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan. Sebagai professional, anggota senantiasa harus memberikan pelayanan kepada publik, menjaga kepercayaan dan menunjukan komitmen atas profesionalitas. Ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada publik. Profesi akuntan mempunyai peran yang penting di masyarakat, dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib. Ketergantungan ini menimbulkan tanggung jawab akuntan terhadap kepentingan publik.
3)      Integritas
Integritas merupakan suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya. Maka dari itu, sebagai professional harus jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa, karna pelayanan dan kepercayaan public tidak boleh terabaikan hanya untuk kepentingan dan keuntungan pribadi.
4)      Obyektivitas
Seorang professional harus objektiv dan tidak memihak dalam melaksanakan kewajibannya sesuai kapasitas. Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain.
5)      Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Seorang professional harus melaksanakan tugasnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik yang terbaik.
6)      Kerahasiaan
Seorang akuntan tidak bisa secara mudah memberikan informasi kepada pihak lain, kecuali memberikan informasi kepada orang yang mempunyai hak untuk mengetahuinya.
7)      Perilaku Profesional
Seorang profesional harus konsisten dalam berprilaku, reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.
8)      Standar Teknis
Seorang profesional harus melaksanakan tugasnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas. Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan.


Nama    : Muthia Nurul Karina
Kelas     : 4EB22
NPM      : 24210875

Daftar Pustaka:
Magnis Suseno. 1995. pokok-pokok etika profesi hukum . Jakarta . Pradnya paramitha
Abdullah, M. Yatimin. 2006. Studi Etika. Jakarta. Rajawali Perss.
Suriani,dr. H. 2008.Etika kebidanan. EGC. Jakarta


Senin, 24 Juni 2013

Teenagers - Bahasa Inggris Bisnis 2

Question:
1.       According to you, is it worthy for teenagers to have dating in their early years?
2.       What the suitable age for dating?
3.       Is it okay if parents taking inference on their children relationship? In what why?
4.       How will you know whether you suffering  a kind of dating abusive?
5.       How come you solve those suffering?
6.       In case, you need any proffesional help. Who would it be?

Menurut saya wajar saja apabila masa muda seorang remaja berpacaran. Namun, setiap berpacaran tentunya harus memiliki batasan tersendiri dan harus menghasilkan dampak yang positif bagi sepasang remaja. Jadi wajar saja ketika melihat pasangan muda yang sedang berpacaran selama masih dalam batas wajar. Mengenai usia batas kewajaran berpacaran, setidaknya usia remaja yang pantas adalah ketika remaja berusia 16-17 tahun. Setidaknya dalam usia 16-17 tahun seorang remaja sudah sadar akan batasan berpacaran dan untuk menjaga diri sendiri dari hal-hal yang berbahaya untuknya di kemudian hari.
Meskipun terkadang ada beberapa remaja yang masih berjalan sesuai dengan keinginan sendiri tanpa melihat bagaimana ke depannya, pada saat itulah peranan sesosok orang tua sangat di perlukan. Setidaknya orang tua harus memberi penjelasan tentang batasan hubungan seorang remaja berpacaran yang wajar, sebagai contoh yang baik untuk sepasang remaja berpacaran  yang baik adalah apabila mereka berpacaran pasangan dijadikan suatu semangat untuk lebih baik dalam hal  pendidikan atau sekolah. Baiknya mereka saling berlomba untuk menjadi yang terbaik di sekolahnya. Orang tua juga bisa sedikit berperan dalam hal batasan hubungan antara laki-laki dan perempuan, remaja seumuran seperti itu sudah wajar sedikt tahu mengenai hal tersebut. Orang tua juga wajar memberikan batasan apabila pasangan dari anaknya bertindak berlebihan, adakalanya dalam berpasangan suatu pihak memberikan perhatian berlebih sehingga di pihak lain merasa seperti terisolasi dari dunia luar. Orang tua boleh wajar saja menegur pasangan anaknya, karena sikap seperti itu terlalu berlebihan untuk anaknya.
Saat sedang berpacaran seseorang semua hal akan terasa begitu nyaman saja meskipun pada dasarnya ada saat-saat kita mengalami kekerasan secara verbal. Contohnya saja saat pasangan meminta untuk tidak berkomunikasi dengan teman lawan jenis, atau pada saat bermain kita di beri  batasan waktu padahal belum tentu orang tua kita bertindak sejauh itu. Untuk menyikapi hal-hal seperti itu, awalnya kita mungkin sebagai perempuan hanya menceritakan ke sahabat atas perlakuan pasangan yang berlebihan itu. Namun, jika lama kelamaan pasangan bertindak berlebihan, kita perlu bicarakan kepada orang tua terlebih dahulu dan kemudian kepada pihak yang lebih profesional seperti psikolog.



Nama    : Muthia Nurul Karina
Kelas     : 3EB22
NPM      : 24210875

Senin, 15 April 2013

My Self – Bahasa Inggris Bisnis 2


I am Muthia Nurul Karina. Everyone call me Muthia. I am the second child form my little family. I am the best sister of two brothers. They are be able to make me happy when I feel bored with all my problem. I am twenty years old. Every 26th of August, I always celebrate my birthday. I feel, I good in accounting. Because of that, I take an accounting major.
I am interest in travelling. Every I visit some places, I never forget to try some special foods which are popular there. I love to get many more of experience. That’s why I love travelling. Beside of that, I usually listen to music to make me relax. I have many collections of song in my handphone. Hanphone is like one of my life because I can’t be separated from it. I often listen BIGBANG’s song from my handphone. Because, I love BIGBANG very much. BIGBANG is boyband which comes from Korea. One of my dreams is having a journey to go to Korea with my best friends and we can enjoy our travelling together. I believe that we can make it happens. 

Sabtu, 09 Maret 2013

Sentences - Bahasa Inggris Bisnis 2



Simple Present
(+) Disya reads novel everyday
(-) Disya doesn’t reads novel everyday
(?) Disya she reads novel everyday?

Simple Past
(+) He played basketball yesterday
(-) He didn’t play basketball yesterday
(?) Did he play basketball yesterday?

Simple Future
(+) We are going to go Singapore next weekend
(-) We aren’t going to go Singapore next weekend
(?) Are we going to Singapore next weekend?

Present Continuous
(+) They are moving to Bogor this week
(-) They aren’t moving to Bogor this week
(?) Are they moving to Bogor this week?

Present Perfect
(+) She has called you for three times
(-) She hasn’t called you for three times
(?) Has she called you for three times?


Nama                   : Muthia Nurul Karina
Kelas                    : 3EB22
NPM                    : 24210875
Mata Kuliah        : Bahasa Inggris Bisnis 2

Selasa, 15 Januari 2013

Jurnal Ekonomi Manajemen


 A. Pengertian
- Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner  
Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. 
- Pengertian Manajemen Keuangan Menurut Bambang Riyanto  
Manajemen Keuangan adalah keseluruhan aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin. 
  

B. Contoh Jurnal Ekonomi Manajemen  
Berikut ini merupakan contoh kasus Jurnal Ekonomi Manajemen: 
PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KERUPUK RAMBAK “DWIJOYO” DI DESA PENANGGULAN KEC. PEGANDON KAB. KENDAL 

Perusahaan tetap dapat bersaing dipasaran jika dalam mengeluarkan produk disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, kemudian mengkomunikasikan keunggulan produk kepada konsumen. Seorang konsumen dalam mengambil keputusan pembelian suatu produk dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya karena kualitas dari produk dan promosi yang dilakukan oleh perusahaan. Mengacu dari kenyataan tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian tentang “Pengaruh Kualitas Produk dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian Kerupuk Rambak “DWIJOYO” di Desa Penanggulan Kec. Pegandon Kab. Kendal”. 

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah : (1) Adakah pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian kerupuk rambak “DWIJOYO” di Desa Penanggulan Kec. Pegandon Kab. Kendal ? (2) Adakah pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian kerupuk rambak “DWIJOYO” di Desa Penanggulan Kec. Pegandon Kab. Kendal ? (3) Adakah pengaruh antara kualitas produk dan promosi secara simultan terhadap keputusan pembelian kerupuk rambak “DWIJOYO” di Desa Penanggulan Kec. Pegandon Kab. Kendal ? 

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen kerupuk rambak “DWIJOYO” di Desa Penanggulan Kec. Pegandon Kab. Kendal selama penelitian yang berjumlah 3420 orang. Sampel yang diambil adalah sebagian dari populasi, yaitu konsumen kerupuk rambak “DWIJOYO” di Desa Penanggulan Kec. Pegandon Kab. Kendal yang berprofesi sebagai pedagang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Simple Random Sampling, yaitu pengambilan sampel dengan cara acak sederhana melalui daftar bilangan random, sehingga setiap elemen populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi anggota sampel yang akan diteliti. Variabel yang ada dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu kualitas produk dan promosi, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini yaitu keputusan pembelian. 

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu metode kuesioner (angket) dan metode dokumentasi. Untuk metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Linier Berganda yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat yaitu antara kualitas produk (X1) dan promosi (X2) terhadap keputusan pembelian (Y). Dengan menggunakan program SPSS dapat diperoleh Fhitung sebesar 12.449 > Ftabel 3.09 dengan taraf signifikansi 5%, sehingga hipotesis alternatif (Ha) diterima, yaitu ada pengaruh positif antara kualitas produk dan promosi terhadap keputusan pembelian kerupuk rambak “DWIJOYO” di Desa Penanggulan Kec. Pegandon Kab. Kendal. 

Kesimpulan hasil penelitian adalah ada pengaruh positif antara kualitas produk dan promosi terhadap keputusan pembelian kerupuk rambak “DWIJOYO” di Desa Penanggulan Kec. Pegandon Kab. Kendal. Besarnya pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian dapat dilihat dari koefisien determinasinya yaitu sebesar 0.316. Hal ini berarti bahwa secara parsial faktor kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian sebesar 31.6%. Sedangkan koefisien determinasi untuk variabel promosi sebesar 0.128. Hal ini berarti bahwa secara parsial faktor promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian sebesar 12.8%. Berdasarkan hasil tersebut peneliti memberikan saran yaitu produsen harus dapat mempertahankan kualitas produk agar produk yang dihasilkan tetap menjadi pilihan bagi konsumen. Selain itu perusahaan harus lebih meningkatkan program promosi agar kegiatan promosi yang dilakukan lebih efektif, karena promosi berfungsi untuk mempengaruhi sikap dan kesukaan konsumen dalam memilih produk, serta untuk memotivasi konsumen dalam mengambil tindakan positif yaitu melakukan keputusan pembelian terhadap produk yang ditawarkan. 

PENDAHULUAN  

Pemasaran merupakan hal yang sangat penting sejalan dengan semakin tinggi dan bertambahnya kebutuhan masyarakat akan produk-produk yang berkualitas menjadikan persaingan semakin ketat dalam lingkungan bisnis yang terus berkembang. 

Secara umum pemasaran dapat dikatakan sebagai pola pikir yang menyadari bahwa perusahaan tidak dapat bertahan tanpa adanya transaksi pembelian. Perusahaan harus dapat memasarkan barang atau jasa yang diproduksi kepada konsumen agar dapat bertahan dan bersaing dengan perusahaan lain. Menurut Kotler & Armstrong, (2001:354) kualitas produk merupakan senjata strategis yang potensial untuk mengalahkan pesaing. Jadi hanya perusahaan dengan kualitas produk paling baik akan tumbuh dengan pesat, dan dalam jangka panjang perusahaan tersebut akan lebih berhasil dari perusahaan yang lain. 

Suatu perusahaan dalam mengeluarkan produk sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dengan begitu maka produk dapat bersaing di pasaran, sehingga menjadikan konsumen memiliki banyak alternatif pilihan produk sebelum mengambil keputusan untuk membeli suatu produk yang ditawarkan. Hal inilah yang menjadikan peran promosi penting untuk perusahaan. Dengan promosi perusahaan dapat mengkomunikasikan produk kepada konsumen. Keunggulan-keunggulan dari produk dapat diketahui oleh konsumen dan bisa membuat konsumen tertarik untuk mencoba dan kemudian akan mengambil keputusan untuk membeli suatu produk tersebut. Jadi promosi merupakan salah satu aspek yang penting dalam manajemen pemasaran karena dengan promosi bisa membuat konsumen yang semula tidak tertarik terhadap suatu produk bisa berubah fikiran dan menjadi tertarik pada produk tersebut. 

Perusahaan menggunakan promosi untuk memicu transaksi, sehingga konsumen mau membeli suatu merek tertentu serta mendorong tenaga penjualan untuk secara agresif menjualnya. Selain itu promosi mampu merangsang permintaan akan suatu produk. Dengan promosi tersebut diharapkan konsumen mau mencoba produk tersebut dan mendorong konsumen yang sudah ada agar membeli produk lebih sering lagi sehingga akan terjadi pembelian ulang dan volume penjualan produk suatu perusahaan akan meningkat. 

Promosi merupakan faktor penting dalam mewujudkan tujuan penjualan suatu perusahaan. Agar konsumen bersedia menjadi langganan, mereka terlebih dahulu harus dapat mencoba atau meneliti barang-barang yang diproduksi oleh perusahaan, akan tetapi mereka tidak akan melakukan hal tersebut jika kurang yakin terhadap barang itu. Disinilah perlunya mengadakan promosi yang terarah, karena diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap meningkatnya penjualan (Endar Sugiyono,2004:17). 

Namun dalam kenyataannya tidak sedikit perusahaan yang tidak melakukan promosi karena keterbatasan modal, contohnya home industri yang ada di desa Penanggulan yang memproduksi makanan ringan berupa kerupuk rambak. Didesa ini ada delapan pengusaha yang bergerak dalam bidang yang sama dan sudah punya daftar merek, salah satu diantaranya yaitu merek “DWIJOYO”. 

Berdasarkan pemantauan yang dilakukan terdapat beberapa hal yang mempengaruhi keputusan pembelian oleh konsumen dalam membeli kerupuk rambak “DWIJOYO”, diantaranya yaitu, konsumen melihat apakah merek produk tersebut legal, kualitas yang terlihat dari awetnya kerenyahan kerupuk, kemasan yang bagus, dan rasa yang enak. Dari pemantauan dapat diketahui penjualan kerupuk rambak “DWIJOYO”, sebagai berikut : 

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa penjualan kerupuk rambak “DWIJOYO” tidak selalu mengalami peningkatan setiap bulan. Dalam memasarkan produknya produsen kerupuk rambak hanya membuat selebaran tentang kerupuk rambak yang didalamnya terdapat sejarah singkat, bahan dan alat, juga proses pembuatan kerupuk rambak tersebut. Untuk memasarkan produknya biasanya produsen mengikuti pameran perdagangan untuk mempromosikan produknya. Produsen kerupuk rambak “DWIJOYO” tidak menggunakan strategi bauran promosi. 

Dengan promosi yang baik diharapkan akan terjadi komunikasi antara produsen dengan konsumen. Kemudian dengan adanya komunikasi tersebut diharapkan dapat memperoleh konsumen baru dan mempertahankan konsumen lama, selain itu produsen juga harus dapat memberikan kepuasan, pelayanan yang memikat dan memahami kebutuhan konsumen. 
Pelayanan yang dapat memuaskan konsumen akan berdampak terjadinya pembelian berulang-ulang yang berarti akan terjadi peningkatan penjualan (sale). Dengan pelayanan yang baik dapat menciptakan kepuasan dan loyalitas konsumen serta membantu menjaga jarak dengan pesaing (Kotler, 1999:297). Jika perusahaan tidak dapat memenuhi maka akan menimbulkan ketidakpuasan. Biasanya pelanggan menilai kepuasan atau ketidakpuasan terhadap suatu produk dengan cara membandingkan kinerja atau hasil yang dia rasakan dibandingkan dengan harapannya. 

Berdasarkan uraian tersebut maka penelitian ini berjudul "PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KERUPUK RAMBAK "DWIJOYO" DI DESA PENANGGULAN KEC. PEGANDON KAB. KENDAL". 
Perumusan Masalah 

1. Adakah pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian kerupuk rambak "DWIJOYO" di desa Penanggulan Kec. Pegandon Kab. Kendal? 

2. Adakah pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian kerupuk rambak "DWIJOYO" di desa Penanggulan Kec. Pegandon Kab. Kendal? 

3. Adakah pengaruh antara kualitas produk dan promosi secara simultan terhadap keputusan pembelian kerupuk rambak "DWIJOYO" di desa Penanggulan Kec. Pegandon Kab. Kendal? 

LANDASAN TEORI 

Produk 

Produk ( product ) menurut Kotler & Armstrong, (2001: 346) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. 

Menurut Kotler & Armstrong (2001:354) beberapa atribut yang menyertai dan melengkapi produk (karakteristik atribut produk) adalah: 

a. Merek (branding) 

Merek (brand) adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk atau jasa dari satu atau kelompok penjual dan membedakannya dari produk pesaing. Pemberian merek merupakan masalah pokok dalam strategi produk. Pemberian merek itu mahal dan memakan waktu, serta dapat membuat produk itu berhasil atau gagal. Nama merek yang baik dapat menambah keberhasilan yang besar pada produk (Kotler & Armstrong, 2001:360). Dalam penelitian ini keputusan nama merek menggunakan nama keluarga karena usaha industri ini masih tergolong dalam industri rumah tangga dan merupakan usaha yang turun temurun 

b. Pengemasan (packing) 

Pengemasan (packing) adalah kegiatan merancang dan membuat wadah atau pembungkus suatu produk. Pengemasan melibatkan merancang dan membuat wadah atau pembungkus suatu produk. Dalam penelitian ini pengemasan terdiri dari tiga ukuran, yaitu: 

1) ukuran kardus besar 1/2 kg (500 gram)  
2) ukuran kardus kecil 1/4 kg (250 gram)  
3) ukuran besar kemasan plastik (Barang Sortir/BS) 

c. Kualitas Produk (Product Quality)  
Kualitas Produk (Product Quality) adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya meliputi, daya tahan keandalan, ketepatan kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya. Untuk meningkatkan kualitas produk perusahaan dapat menerapkan program ”Total Quality Manajemen (TQM)". Selain mengurangi kerusakan produk, tujuan pokok kualitas total adalah untuk meningkatkan nilai pelanggan. Dalam penelitian ini yang menjadi kualitas produk yaitu daya tahan kerenyahan kerupuk selama satu bulan dan rasa yang khas dari kerupuk rambak 
Promosi  
Menurut Martin L. Bell dalam Basu Swasta dan Irawan (1990:349) promosi adalah semua jenis kegiatan pemasaran yang ditujukan untuk mendorong permintaan. Sedangkan menurut William G. Nikels dalam bukunya Basu Swasta dan Irawan (1990:349) promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. 

Menurut Kotler & Armstrong variabel-variabel yang ada di dalam promotional mix ada lima, yaitu:  
a. Periklanan (advertising)  
Segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan presentasi dan promosi non pribadi dalam bentuk gagasan, barang atau jasa. 

b. Penjualan Personal (personal selling)  
Presentasi pribadi oleh para wiraniaga perusahaan dalam rangka mensukseskan penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan. 

c. Promosi penjualan (sales promotion)  
Insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa. 

d. Hubungan masyarakat (public relation)  
Membangun hubungan baik dengan publik terkait untuk memperoleh dukungan, membangun "citra perusahaan" yang baik dan menangani atau menyingkirkan gosip, cerita dan peristiwa yang dapat merugikan. 

e. Pemasaran langsung (direct marketing)  
Komunikasi langsung dengan pelanggan yang diincar secara khusus untuk memperoleh tanggapan langsung. 
Keputusan Pembelian  
Keputusan pembelian, menurut Kotler & Armstrong (2001: 226) adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar membeli. 

Tahap-tahap proses keputusan pembelian dapat digambarkan dalam sebuah model di bawah ini (Philip Kotler dan AB. Susanto, 1999; 251): 
Kerangka Berfikir  
Kerangka berfikir menggambarkan pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu pengaruh produk dan promosi terhadap keputusan pembelian kerupuk rambak. Suatu keputusan pembelian dapat terjadi karena adanya produk yang unggul dan adanya promosi yang baik. Keunggulan produk dalam hal ini dapat diwujudkan dalam merek yang sudah dikenal, pengemasan yang baik, kualitas dan rasa dari produk. Selain keunggulan produk juga didukung dengan promosi yang baik yaitu melalui periklanan (advertising), penjualan perseorangan (personal selling), promosi penjualan (sales promosion), hubungan masyarakat (public relation), dan pemasaran langsung (direct marketing). 

Dengan adanya keunggulan produk dan promosi yang baik, maka diharapkan konsumen akan melakukan keputusan pembelian dan juga melakukan pembelian ulang. Dari uraian diatas, jelas bahwa kualitas produk dan promosi akan mempengaruhi keputusan pembelian. Hubungan itu dapat dilihat dalam bagan berikut: 
Hipotesis  
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2002: 64). Berdasarkan landasan teori diatas maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: 

Ha : β ≠ 0 

1. Diduga ada pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian kerupuk rambak "DWIJOYO" di Desa Penanggulan Kec. Pegandon Kab. Kendal. 

2. Diduga ada pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian kerupuk rambak "DWIJOYO" di Desa Penanggulan Kec. Pegandon Kab. Kendal. 

3. Diduga ada pengaruh antara kualitas produk dan promosi secara simultan terhadap keputusan pembelian kerupuk rambak "DWIJOYO" di desa Penanggulan Kec. Pegandon Kab. Kendal. 



METODE PENELITIAN 

1. Variabel Penelitian 

Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2002: 96). Dalam penelitian ini terdapat 2 ( dua ) variabel bebas ( X ) dan satu variabel terikat ( Y ). 
Variabel Bebas / Independent Variabel ( X )  
Yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain atau yang diselidiki pengaruhnya. Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah: 

1. Produk ( X1 )  
Yaitu hasil akhir dari proses produksi yang berupa barang atau jasa yang dapat ditawarkan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Dengan indikatornya meliputi merek, pengemasan, kualitas dan rasa dari produk. 

2. Promosi ( X2 )  
Yaitu arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran dengan indikatornya yaitu periklanan, penjualan perseorangan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, dan pemasaran langsung. 
Variabel Terikat / Dependent Variabel ( Y )  
Variabel terikat adalah gejala atau unsur variabel yang dipengaruhi variabel lain. Yang menjadi variabel terikat dari penelitian ini adalah keputusan pembelian kerupuk rambak "DWIJOYO". 
  
3. Metode Analisis Data  
Metode analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk mengolah hasil penelitian guna memperoleh suatu instrumen dan kesimpulan. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis linier berganda. 

Analisis linier berganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat yaitu antara produk ( X1 ) dan promosi (X2) terhadap keputusan pembelian ( Y ). Selain itu untuk mengetahui sejauh mana besarnya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat 

Persamaan regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 

Y = a + b1X1 + b2X2 + ei 

Keterangan:  
Y = variabel keputusan pembelian  
a = bilangan konstanta  
b1 = koefisien regresi produk 
 b2 = koefisien regresi promosi 
 X1 = produk 
 X2 = promosi 
 ei = variabel lain yang tidak diteliti 

( Algifari, 2000: 62 ) 

Untuk membuktikan kebenaran hipotesis harus melewati beberapa uji kebenaran antara lain adalah sebagai berikut: 
  
Uji Simultan 
Uji F, yaitu suatu uji untuk mengetahui pengaruh antara variabel-variabel bebas secara bersama-sama ( simultan ) terhadap variabel terikat. Apabila hasil perhitungan F hitung < F tabel maka Ho diterima sehingga dapat dikatakan bahwa variabel dari model regresi tidak mampu menjelaskan variabel terikat. Sebaliknya jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak, dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabel bebas dari model regresi linier berganda mampu menjelaskan variabel terikat. 
Koefisian Determinasi, yaitu untuk mencari besarnya koefisien determinasi dari variabel bebas terhadap variabel terikat. 
Uji Parsial  
Uji t, yaitu uji untuk mempengaruhi pengaruh variabel-variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.  
Apabila t hitung > t tabel, maka Ho ditolak, dengan demikian variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat yang ada dalam model. Sebaliknya apabila t hitung < T tabel, maka Ho diterima, dengan demikian variabel bebas tidak dapat menjelaskan variabel terikat atau dengan kata lain tidak ada pengaruh antara dua variabel yang diuji (Algifari, 2000: 32). 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 
Analisis Statistik  
Analisis Regresi Linier Berganda  
Berdasarkan perhitungan regresi linier berganda dengan menggunakan alat komputer program SPSS sebagaimana terdapat dalam lampiran diperoleh persamaan garis linier berganda sebagai berikut : 

Y = 14.078 + 0.324 X1 + 0.124 X2 + ei 

Dalam persamaan regresi tersebut diketahui bahwa konstantanya adalah 14.078. Hal ini berarti bahwa apabila tidak ada kualitas produk (X1) dan promosi ( X2 ) dan faktor-faktor lain maka didapat skor untuk keputusan pembelian itu sendiri sebesar 14.078. 

Koefisien regresi X1 ( 0.324 ) berarti jika kulaitas produk skornya naik satu point maka variabel keputusan pembelian kerupuk rambak “DWIJOYO” ( Y ) akan naik 0.324 point dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. Jadi semakin berkualitasnya produk kerupuk rambak “DWIJOYO” maka semakin tinggi keputusan pembelian konsumen pada produk kerupuk rambak "DWIJOYO". 

Koefisien regresi X2 ( 0.124 ) berarti jika promosi skornya naik satu point maka variabel keputusan pembelian kerupuk rambak "DWIJOYO" ( Y ) akan naik 0.124 point dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. Jadi semakin gencarnya promosi yang dilakukan maka semakin tinggi keputusan pembelian konsumen pada produk kerupuk rambak "DWIJOYO". 



Uji Simultan 

Uji F digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat, yaitu dengan membandingkan antara F hitung dengan F tabel pada tingkat kepercayaan 5%. Apabila F hitung > F tabel maka semua variabel bebas berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. 

Untuk mengetahui apakah pengaruh secara simultan antara variabel bebas terhadap variabel terikat signifikan atau tidak digunakan uji F. Berdasarkan hasil perhitungan dengan program SPSS diperoleh F hitung sebesar 12.449 sedangkan F tabel dengan tingkat signifikansi 5% diketahui F tabel sebesar 3.09, dengan membandingkan F hitung dengan F tabel diketahui bahwa F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya variabel kualitas produk dan promosi berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel keputusan pembelian. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi ada pengaruh yang positif dan signifikan ( nyata ) antara kualitas produk dan promosi terhadap keputusan pembelian kerupuk rambak "DWIJOYO" di Desa Penanggulan Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal diterima. 

Untuk melihat hubungan antara variabel kualitas produk dan variabel promosi terhadap keputusan pembelian dapat dilihat dari nilai koefisien keseluruhan / multiple ( R ) yakni sebesar 0.452. Selanjutnya dengan melihat besarnya koefisien determinasi ( R2 ) secara keseluruhan diperoleh hasil sebesar 0.204. Ini berarti presentase pengaruh kualitas produk dan promosi terhadap keputusan pembelian kerupuk rambak "DWIJOYO" di Desa Penanggulan Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal sebesar 20.4 % sedangkan sisanya sebesar 70.6 % dipengaruhi oleh variabel lain selain kualitas produk dan promosi yang tidak diungkap dalam penelitian ini. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh kualitas produk dan promosi terhadap keputusan pembelian kerupuk rambak "DWIJOYO" di Desa Penanggulan Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal rendah. 
Uji Parsial 

Uji ini untuk mengetahui kemaknaan variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan perbandingan probabilitas dengan taraf signifikansi 5 % ( 0.05 ). Apabila dari perhitungan diperoleh probabilitas < 0.05 maka dapat dikatakan bahwa varibel kualitas produk dan promosi dapat menerangkan variabel keputusan pembelian secara terpisah. Sebaliknya apabila dari perhitungan diperoleh probabilitas > 0.05 maka dapat dikatakan varibel kualitas produk dan promosi tidak dapat menerangkan variabel keputusan pembelian secara terpisah. 

Berdasarkan perhitungan komputer dengan program SPPS diketahui koefisien regresi secara parsial untuk variabel kualitas produk 0.324 dan bertanda positif. Ini berarti bahwa semakin berkualitasnya produk kerupuk rambak "DWIJOYO" maka semakin tinggi keputusan pembelian konsumen pada produk kerupuk rambak "DWIJOYO". Selain itu diperoleh probabilitas untuk variabel kualitas produk sebesar 0.001 dibandingkan dengan signifikansi 5 % sehingga tampak bahwa 0.001 < 0.05. Artinya secara parsial variabel kualitas produk mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian. Selain itu diketahui bahwa nilai thitung untuk variabel kualitas produk sebesar 3.280 adalah > dari pada nilai ttabel sebesar 1.98. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi ada pengaruh yang positif dan signifikansi ( nyata ) dari kualitas produk terhadap keputusan pembelian kerupuk rambak "DWIJOYO" di Desa Penanggulan Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal diterima. 

Sedangkan besarnya koefisien regresi secara parsial untuk variabel promosi sebesar 0.124 dan bertanda positif. Hal ini berarti semakin gencarnya promosi yang dilakukan maka semakin tinggi keputusan pembelian konsumen pada produk kerupuk rambak "DWIJOYO". Selain itu diperoleh probabilitas untuk variabel promosi sebesar 0.009 dibandingkan dengan signifikansi 5 % sehingga tampak bahwa 0.009 < 0.05. Artinya secara parsial variabel promosi mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian. Sedangkan untuk nilai thitung dari variabel promosi sebesar 2.266 adalah > dari nilai ttabel sebesar 1.98. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi ada pengaruh yang positif dan signifikan ( nyata ) dari promosi terhadap keputusan pembelian kerupuk rambak "DWIJOYO" di Desa Penanggulan Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal diterima. 

Selain itu perlu juga dicari besarnya hubungan secara parsial antara kualitas produk dan promosi terhadap keputusan pembelian kerupuk rambak "DWIJOYO" di Desa Penanggulan Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal, dimana diketahui koefisien korelasi ( r ) untuk variabel kualitas produk sebesar 0.324 dan untuk variabel promosi sebesar 0.124 Maka besarnya koefisien determinasi secara parsialnya ( r2 ) masing-masing untuk variabel kualitas produk sebesar 0.316 ( 31.6 % ) dan untuk variabel promosi sebesar 0.128 ( 12.8 % ). Hal ini berarti bahwa secara parsial faktor kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian sebesar 31.6 %. Sedangkan faktor promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian sebesar 12.8 %. 
Pembahasan Hasil Penelitian 

Dari penelitian tersebut dapat diketahui bahwa hipotesis yang diangkat atas dasar teori-teori yang digunakan disebutkan bahwa faktor kualitas produk dan promosi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan ( nyata ) terhadap faktor keputusan pembelian, dalam penelitian ini yaitu keputusan pembelian kerupuk rambak "DWIJOYO" di Desa Penanggulan Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal. 

Jadi jika kualitas produk terjamin dan melakukan promosi yang baik maka konsumen akan tertarik untuk membeli sehingga tingkat penjualan meningkat maka keputusan pembelian kerupuk rambak “DWIJOYO” tinggi. Namun sebaliknya jika kualitas produk tidak terjamin dan tidak melakukan kegiatan promosi yang baik maka tingkat keputusan pembelian kerupuk rambak "DWIJOYO" akan cenderung rendah atau kurang. Hal itu terjadi karena kualitas produk merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi konsumen untuk memutuskan pembelian. 

Kualitas produk juga dapat dijadikan sebagai dorongan seorang konsumen untuk melakukan tindakan pembelian kerupuk rambak "DWIJOYO". Sebelum mengambil keputusan untuk membeli, konsumen akan melihat apakah produk tersebut berkualitas, pelayanan yang diberikan dapat memuaskan konsumen, produk kerupuk yang rasanya enak, gurih, kerenyahan yang tahan lama, pengemasan yang baik dan merek yang sudah terkenal. Perusahaan yang dapat mempertahankan kualitas produk akan dapat bersaing dipasaran, mempunyai pelanggan yang loyal dan dapat meningkatkan volume penjualan produk. 

Dalam penelitian Endar Sugiyono menyatakan bahwa, kualitas produk yang tinggi semata-mata belum dapat menjamin kelancaran penjualan dan meningkatkan volume penjualan. Oleh karena itu harus didasari bahwa promosi merupakan faktor penting dalam mewujudkan tujuan penjualan suatu perusahaan. Karena dengan promosi orang akan tahu tentang keunggulan produk yang ditawarkan ( Endar Sugiyono, 2004 : 27 ). 

Promosi merupakan suatu alat yang digunakan dalam menjalankan program pemasaran. Promosi adalah kegiatan untuk memperkenalkan kebaikan, manfaat tambahan, harga yang murah dan sebagainya kepada konsumen dan calon konsumen ( Swasta dan Irawan, 1990 : 394 ). 

Tujuan promosi adalah memberikan informasi yang memperkuat kesadaran dan pengetahuan tentang produk atau jasa yang dipasarkan, untuk mendorong terjadinya peningkatan permintaan akan suatu produk dari konsumen, menambah keuntungan bagi perusahaan karena produkya disukai konsumen sehinga volume pejualan meningkat, perusahaan dapat melakukan deferiensiasi produk karena keuntungan meningkat, dapat menstabilkan volume penjualan. Selain itu, promosi juga berfungsi untuk mempengaruhi sikap dan kesukaan konsumen dalam memilih produk suatu perusahaan, serta untuk memotivasi konsumen untuk mengambil tindakan positif yaitu melakukan keputusan pembelian terhadap produk yang ditawarkan. 

Dari hasil penelitian yang dilakukan didapat bahwa variabel kualitas produk dan variabel promosi mempunyai pengaruh terhadap variabel keputusan pembelian. Hal ini bisa diketahui dari uji yang dilakukan baik secara simultan maupun secara parsial dari tiap variabel yang mempengaruhi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa adanya kesesuaian atau kecocokan dengan teori bahwa keputusan pembelian dapat dipengaruhi oleh faktor kualitas produk dan faktor promosi, walaupun hasil dari penelitian menunjukkan besarnya atau sumbangsih faktor kualitas produk dan faktor promosi termasuk dalam tingkatan yang rendah. 

Secara parsial variabel kualitas produk mempunyai pengaruh yang signifikan ( nyata ) sebesar 0.001 sehingga bila terjadi perubahan pada variabel ini akan mempengaruhi variabel keputusan pembelian. Untuk dapat meningkatkan keputusan pembelian melalui variabel kualitas produk dapat dilakukan dengan tetap mempertahankan kualitas produk, memberikan pelayanan yang dapat memuaskan konsumen, mempertahankan rasa dari produk, melakukan pengemasan yang baik, dan tidak mengganti nama atau merek produk yang sudah dikenal konsumen. Hal-hal diatas merupakan beberapa alternatif yang bisa ditempuh. 

Variabel promosi secara parsial juga mempunyai pengaruh yang sinifikan ( nyata ) sebesar 0.009 sehingga bila terjadi perubahan pada variabel ini akan mempengaruhi variabel keputusan pembelian. Untuk dapat meningkatkan keputusan pembelian melalui variabel promosi dapat dilakukan dengan cara lebih meningkatkan kegiatan promosi yang saat ini dilakukan maupun dengan melaksanakan terobosan-terobosan baru kaitannya dengan maksud agar calon konsumen lebih mengenal produk tersebut dan akhirnya mereka membeli kemudian menjadi pelanggan tetap. Selain itu untuk menjaga agar pelanggan tetap loyal, maka perusahaan harus tetap mempertahankan kualitas produk agar produk yang dihasilkan tersebut tetap menjadi pilihan bagi konsumen. Usaha mempertahankan kualitas tersebut dapat dilakukan dengan tetap mempergunakan bahan baku yang berkualitas dan peningkatan alat-alat produksi yang lebih baik dan bersih. 
PENUTUP 

Simpulan 

Berdasarkan data dari uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 

1. Ada pengaruh yang signifikan antara produk dan promosi terhadap keputusan pembelian kerupuk rambak “DWIJOYO” di Desa Penanggulan Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal. 

2. Besarnya pengaruh yang diberikan produk dan promosi terhadap keputusan pembelian kerupuk rambak “DWIJOYO” di Desa Penanggulan Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal sebesar 20.4%. 

3. Dari hasil ini membuktikan bahwa faktor produk dan promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian kerupuk rambak “DWIJOYO” di Desa Penanggulan Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal. Namun tidak hanya produk dan promosi saja yang dijadikan sebagai pertimbangan konsumen dalam membeli barang tetapi juga ditentukan oleh faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini. 

Saran 

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan menyampaikan saran-saran sebagai berikut: 

1. Bagi Konsumen  
Sebelum memilih produk kerupuk rambak yang akan dibeli hendaknya konsumen lebih teliti dalam hal kualitas karena kualitas merupakan jaminan bahwa produk itu baik dan layak untuk dikonsumsi. 

2. Bagi Produsen  
o Untuk tetap mempertahankan kualitas produk, sebaiknya produsen memberikan pelayanan yang dapat memuaskan konsumen, mempertahankan rasa dari produk, melakukan pengemasan yang baik, dan tidak mengganti nama atau merek produk yang sudah dikenal konsumen. Hal-hal diatas merupakan beberapa alternatif yang bisa ditempuh. 

o Produsen diharapkan lebih meningkatkan kegiatan-kegiatjan dalam berpromosi yang pada saat ini dilakukan maupun dengan melakukan terobosan-terobosan baru. Kaitannya dengan semakin mengenalkan produk kepada kosumen dengan maksud agar konsumen lebih mengenal produk tersebut dan akhirnya mereka membeli kemudian menjadi pelangan tetap. Selain itu untuk menjaga agar pelanggan tetap loyal, maka produsen harus tetap mempertahankan kualitas produk agar produk yang dihasilkan tersebut tetap menjadi pilihan bagi konsumen. Usaha mempertahankan kualitas tersebut dapat dilakukan dengan tetap mempergunakan bahan baku yang berkualitas dan peningkatan alat-alat produksi yang lebih baik dan bersih 


--------------------------

Tugas Kelompok Softskill Bahasa Indonesia 2
Disusun Oleh:
- Muthia N
- Wardah Fauziyah
- Dhina A
- Lestari

--
 Referensi: 
http://lailansn.blogspot.com/2011/02/manajemen-ekonomi.html
http://id.scribd.com/doc/44299710/Jurnal-Ekonomi-Manajemen-Vol-1-No-5-Maret-2006