Selasa, 24 Mei 2011

Tulisan - Cerpen

GARA – GARA ARA


“ta, itu orang yang gue ceritain ke lo, cepet nengok..” ucap nelly pada lita sambil menggerakkan kepala lita ke arah laki-laki yang dimaksud nelly. ”oh.. itu, mukanya kok kayak gue pernah liat ya ? tapi kapan ?” jawab lita santai sambil mengunyah permen karet di dalam mulutnya, ”yaiyalah.. plis deh.. secara kita satu sekolah sama dia, trus dia juga kakak kelas kita, dan yang lebih utama lagi dia mirip ...”. ”mirip tommy kurniawan, ya ampun nelly.. udah berapa kali setiap lo ceritain ke gue tenteng cowok itu, sesering itu juga lo nyebut nama artis itu..”. ”hehehe, maklum ya.., udah ah mendingan gue ngeliatin dia sampe puas daripada ngedengerin ocehan lo, aduh.. dia cakep banget sih..” nelly memperhatikan tiap gerakan sang lelaki yang dia puja dari jarak sekitar 10 meter, lita pun mengeluarkan i-pod kesayangannya dan mulai mendegarkan lagu, kemudian memetik-metik jarinya. Sekarang jam mata pelajaran geografi, tapi guru mata pelajaran tidak masuk, membuat anak-anak sekelas lita dan nelly berhamburan di luar kelas. Lita dan nelly sudah 5 bulan menjadi siswi di suatu sekolah menengah atas swasta, mereka berkenalan sejak awal masuk dan kini menjadi akrab. ”lo udah tau nama tuh cowok ?” tanya lita melanjutkan obrolan tadi. ”ehm.. tau lah.. namaya ara” .”ara? Arang kali .. hahaha”. ”ah lo ta, ngerusak mood gue aja !”. ”nyantai aja kali..” lita mengedipkan mata ke nelly kemudian berjalan masuk ke kelas, ”ta.. tungguin ..” nelly mengejar lita.

Saat pulang sekolah nelly yang mendadak ada urusan dan pulang lebih awal sedangkan lita masih belum di jemput menunggu kakaknya di pintu gerbang. ”aduh mana sih ? katanya jemput on time, ini udah ngaret 10 menit” lita berbicara sendiri, dan mondar-mandir. ”klo nunggu duduk aja kali” celetuk seorang laki-laki yang sejak tadi memperhatikan lita yang sedang menunggu, ”makasih, tapi gue bisa gerah duduk di samping orang yang suka sok tau” jawab lita cuek sedikit menyindir, sok kenal pikirnya. Sedangkan laki-laki itu hanya tersenyum mendengar jawaban lita. Beberapa menit kemudian mobil biru menghampiri lita, dan tentunya lita sudah mengenal mobil itu, akhirnya batin lita. ”gue udah 15 menit nunggu lo, bukannya bilang mau telat jemputnya” lita yang baru masuk mobil langsung marah dengan kakaknya. ”sori tadi gue mau ngajak cewek gue juga tapi dia ga mau” . ”hu... dasar pacaran mulu” jawab lita cepat.

***

Lita mendapat sms dari nelly yang mengatakan bahwa ia tidak masuk karna neneknya sakit dan nelly yang menginap di rumah sakit, lita pun membuat kesibukkan sendiri dengan bermain handphone sambil mendengarkan i-pod nya, padahal kalau ada nelly yang datang pagi mereka sedang di depan kelas memandangi sekeliling sekolah sambil memperhatikan semua murid yang ada di sekolah mereka kemudian mengkomentari satu per satu. ”ta.. nelly mana ?” tanya rizka yang duduk di depan mereka berdua. ”ga masuk, katanya abis nginep di rumah sakit”. ”duduk sendiri dong lo hari ini? Emang siapa yang sakit, nelly?” . ”katanya neneknya..” . ”oh.. ya sehari ini” lita menganggukkan kepala.

***

”aduh.. kalo jalan liat-liat dong, tumpah nih..” lita kesal karna di tabrak kemudian ia melihat orang yang menabraknya, ”yah lo lagi lo lagi” . ”eh sori, gue beliin minum lagi deh, sori ya” jawab laki-laki di depan lita. ”ga usah deh, misi” lita menjawab dengan lebih jutek di banding kemarin. Ia pun berlalu ke wc untuk membersihkan bajunya.

***

”ini minumnya.” seorang laki-laki menyodorkan minuman dingin tepat depan muka lita tepat di depan kelas lita. ”ini bener kelas lo kan ? wali kelasnya siapa ?” . ”kuping gue tuh bisa panas tau ga ngedenger pertanyaan-pertanyaan lo, gue ga kenal lo, lo juga ga kenal gue, sok tau banget..” . ”oh.. mau kenalan.. boleh.. nama gue arasta reza, panggil aja ara...” . mendengar kata-kata laki-laki di depannya rasanya lita ingin meledak marah karenanya, tapi sekilas ia teringat pada sesuatu, terserahlah pikir lita, ia kesal setengah mati. Tanpa membalas ataupun tersenyum lita tetap jalan masuk ke kelasnya, ia pun tak menengok kembali ketika dengar kata-kata tadi.

***

Ini hari ketiga nelly tidak masuk sekolah setelah dua minggu masuk sekolah seperti biasanya, lita sedikit kangen sama nelly karna kelakuan nelly dan juga sedikit bawel. Lita pun agak sedikit murung, dia merasa belakangan ada kejadian yang baginya makin aneh, setiap masuk ke kelas tak ada satupun yang menegur, setiap lita lewat kakak kelas selalu berbisik-bisik di belakangnya, itu semakin membuat lita semakin terpuruk, ia pun sedih, terlebih nelly tak ada di sampingnya, ia tak tahu harus berbagi cerita dengan siapa. ”oh itu anaknya, keliatannya sih polos ya?” sekilas lita mendengar bisik-bisik kakak kelas yang menunjuk dia ketika ia lewat di depan kakak kelas tersebut.

Ketika pulang sekolah lita menceritakan semua kejadian yang di sekolah ke kakaknya dengan mata berkaca-kaca seperti ingin meneteskan air mata di sepanjang perjalanannya, ”kok jadi gini nih, gue yakin ada yang ngerjain lo dek, kalo ga, ga bakal sampe begini juga kali, lo kenapa ga cerita dari awal sama gue?” lita hanya menunuduk tak menghiraukan ”tapi kalo lo ga salah, lo harus tunjukin dong ke mereka kalo semua itu ga bener lo ga salah” kakak lita menenangkan lita, tapi isakkan tangis lita tetap saja membuat suasana saat itu mendung. Kakaknya pun hanya dapat mengusap kepala adiknya.

***

Keesokan harinya lita melihat kalau nelly sudah duduk di bangkunya, akhirnya batin lita. Namun, ketika lita duduk dan menaruh tas, nelly berdiri dan kemudian pergi meninggalkan kelasnya, lita pun hanya bisa bersabar, dia mengela nafas panjang. Begitu pun setelah bel istirahat berbunyi, nelly langsung meninggalkan tempat duduknya dan meninggalkan lita sendiri. Selama seharian tak ada satu katapun yang keluar dari mulut nelly untuk lita, padahal mereka duduk satu meja.

Seperti biasanya lita menunggu kakaknya di pintu gerbang sekolahnya, ”apa yang di bilang anak-anak satu sekolah bener lit ?” tiba-tiba ara datang menghampirinya, lita dengan sedikit bingung menengok, ”apa?” . ”tentang lo, lo jadi cewek ’panggilan’ ?” tegas ara. Lita yang mendengar perkataan dari ara langsung mendaratkan tamparan ke muka ara, air matanya pun pecah sekarang, mengalir, ini pertama kali ia menangis di depan laki-laki yang ia pun belum terlalu kenal. Ara melihat lita menangis merasa bersalah, ”maaf, gue ga tau...” . ”ga usah di lanjutin gapapa, gue ga mau denger lagi.” lita berlalu, menghampiri mobil kakaknya sambil menghapus air matanya.

***

Lita berjalan tanpa semangat menuju ke kelasnya, karna ia yakin hari ini pasti akan ada hal-hal buruk lainnya, ”gue bisa bantu lo lit, asalkan lo percaya sama gue” terdengar jelas dari belakang lita itu suara ara. ”gue bisa sendiri tanpa bantuan.” . ”lo yakin ?” ara memegang tangan lita. ”udahlah, dari awal gue juga ga pernah kenal sama lo, tapi kenapa lo selalu berusaha buat tau urusan gue sih ?” . ”karna gue rasa masalah ini karna gue..” . ”apa ? denger ya gue rasa ini cuma gosip murahan kok, dan bukan karna lo, emangnya lo pikir lo siapa sampe begitu yakin ? lo bukan orang yang tau tentang gue !”.

”ta.. ternyata ga cukup ya lo tuh di permaluin, udah ga usah dengerin dia, ngapain lo masih nedeketin dia?” dari arah pintu masuk terdengar jelas suara nelly dengan sedikit berbeda. Nelly melepas gengaman tangan lita dan ara, kemudian menarik lita menuju kelas, ”maksud lo apa nel? Bukannya lo biang semua ini? Lo yang nusuk dari belakang, gue tau sifat lo nel..” ara membalas dengan teriakan lantang.”maksudnya apa sih? Gue ga ngerti..” lita membalas dengan bingung, nelly melepaskan tangan lita, menunduk ”maaf ta.. maaf..” . ”lo kenapa? Lo kenapa nangis ?” .”gue bukan temen yang baik buat lo..” nelly berlari menuju kelasnya. Lita yang masih bingung di tarik tangannya oleh ara. Ara mengajak ke belakang gedung sekolah, ara pun menjelaskan semuannya, ternyata nelly merupakan adik temen ara yang sejak di kenalkan oleh kakanya, nelly menyukai ara, ara yang mengetahuainya hanya diam, karena dia menganggap nelly sebagai adiknya sendiri. Dan tentang kabar lita, itu merupakan ucapan dari nelly yang di katakan ke teman-teman sekelasnya, sehingga membuat nama lita buruk di depan satu sekolah.

***

Seminggu setelah kejadian itu ulangan semester pun di mulai, nelly dan lita semakin menjauh sejak itu, tidak pernah ada lagi cerita dari mereka berdua, meskipun semua murid sudah melupakan kejadian itu, tidak bagi lita, nelly dan ara. Ara dan lita pun semakin dekat, kini ara merupakan teman, sahabat dan juga pacar bagi lita, ara merupakan orang yang pertama membuat lita memperhatikan keadaan sekitar. Ketika pelajaran semester genap di mulai nelly tidak terlihat masuk sekolah sama sekali, menurut kabar yang terdengar nelly dan keluarganya pindah ke luar kota dengan alasan pribadi.


Sekian

Tulisan - Puisi

TETESAN EMBUN


(S. Aminah Azis)


kau,
turun di dahan daun
beserta cintaku pada hidup dan kehidupan

kau,
serasa nikmat Tuhan mendamaikan kegelisahan
bagi cinta yang tak kunjung padam

kau,
datang di setiap pagi tenang dan nyaman
kan habis di rumput yang kering teriknya sinar

wahai embun ?
turunlah selalu
bagi lautan tak bertepi ku tuju
bagi cinta umat Muhammad terjalin segenap diri
padamulah kubangun gugusan hati berseri
dalam kalbu yang rindu mencari


Sumber :
S. Aminah Azis, Sebuah Simfoni:Kumpulan Puisi S. Aminah Azis:Jakarta, Yayasan Kemuning 2003