Jumat, 02 November 2012

Contoh Kalimat Silogisme Kategorial


Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor (premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term). Contoh:
  • Semua hewan membutuhkan makanan
    Singa adalah hewan
    Singa membutuhkan makan

  • Semua pelajar SD melakukan Ujian Akhir
    Riri merupakan pelajar SD
    Riri melakukan Ujian Akhir

  • Semua manusia mempunyai hak berbicara
    Terdakwa itu juga manusia
    Terdakwa itu mempunyai hak berbicara

  • Semua bayi menangis
    Dara adalah bayi
    Dara menangis

  • Semua Karnivora memakan daging
    Harimau seekor Karnivora
    Harimau memakan daging

  • Beberapa mahasiswa menyontek
    Jaka adalah mahasiswa
    Jaka mungkin menyontek (karena bersifat tidak pasti Konklusi)




    Nama    : Muthia Nurul Karina
    NPM    : 24210875
    Kelas    : 3EB22
    Mata Kuliah    : Bahasa Indonesia 2
    Judul Tulisan    : Contoh Kalimat Silogisme Kategorial

     

    Referensi:

Analisis Penalaran Deduktif


Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi- proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.

Ada dua Jenis metode penalaran, yaitu:
  1. Penalaran Induktif
  2. Penalaran Deduktif

  • PENALARAN DEDUKTIF

    Deduksi ialah proses pemikiran yang berpijak pada pengetahuan yang lebih umum untuk menyimpulkan pengetahuan yang lebih khusus. Metode berpikir pola deduktif merupakan metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.

    Secara mendetailnya, penalaran deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala. Bentuk standar dari penalaran deduktif adalah silogisme.

    Namun ada pula macam-macam dari penalaran deduktif, yaitu:
  1. Silogisme
    Suatu bentuk proses penalaran yang berusaha menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan suatu kesimpulan atau inferensi yang merupakan proposisi ketiga. Dengan kata lain silogisme dapat di bentuk dengan dengan rangkaiian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat (premis) dan 1 kesimpulan (konklusi).
  2. Entinem
    Entinem berasal dari kata Enthymeme, enthymema (Yunani) yang berasal dari kata kerja enthymeisthai yang berarti 'simpan dalam ingatan' Silogisme muncul hanya dengan dua proposisi. Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan. Etinem merupakan penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.

 

Nama    : Muthia Nurul Karina
NPM    : 24210875
Kelas    : 3EB22
Mata Kuliah    : Bahasa Indonesia 2
Judul Tugas    : Analisa Penalaran Deduktif

 

Referensi: